
Sabtu ( 22/10 ). Madrasah Aliyah Miftahul Ulum menggelar upacara dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional di lapangan utama MA Miftahul Ulum pada Sabtu 22 Oktober 2022.
Upacara peringatan hari santri nasional dengan tema “Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan” ini dihadiri seluruh civitas akademik MA Miftahul Ulum, dimulai pukul 07.00 WIB hingga selesai. Baik siswa ataupun guru serempak memakai busana muslim berwarna putih bagi wanita sementara yang pria memakai sarung, pakaian putih serta berpeci. Yang bertindak sebagai pembina upacara pada peringatan hari santri nasional ini adalah Syaikhu Mukhtar, M.Pd.I.
Upacara di mulai dengan laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara bahwa upacara siap dilaksanakan, dilanjutkan dengan pembacaan teks Pancasila disusul pembacaan teks Undang-Undang Dasar 45. Diteruskan dengan pembacaan teks Revolusi Jihad kemudian pembacaan Ikrar Santri.
Upacara dilanjutkan dengan amanat dari pembina upacara, dalam kesempatan ini Syaikhu Mukhtar selaku pembina upacara disampaikan tentang pengertian Filosofi makna dari santri, ditinjau dari bahasa Inggris kata santri terdiri dari dua kosa kata, Sun yang berarti Matahari dan Tree bermakna Pohon, makna matahari yang selalu dirindukan karena kehangatannya, dan pohon selalu yang kita rindukan sebagai peneduh, oleh karenanya, lengkap sudah, paripurna sudah makna dari santri sebagai jawaban dari kebutuhan kelangsungan hidup.
Beliau juga memaparkan, bahwa kata santri ditinjau dari bahasa Arab juga memiliki makna perhurufnya, yang pertama “Syin” yang maknanya adalah Salikul Akhiroh, Jalan menuju Akhirat, seorang santri harus memilih dan memprioritaskan aktifitasnya Jalan menuju Akhirat (positif), yang kedua “Nun” yang bermakna Naibul Masyayikh, yang bermaksa seorang santri harus siap sebagai pengganti dari pada guru-guru terdahulu, guru adalah pahlawan tanpa jasa, seorang sekelas presiden pun hasil didikan dari seorang guru. Yang ketiga adalah “Ta’” yang bermakna Tarkul Ma’siyat, seorang santri harus mampu untuk menjauhkan dirinya atas perbuatan-perbuatan maksiat, apalagi seorang santri. Yang keempat adalah “Ro’” yang bermakna Roghibul Khoir, mencintai perbuatan baik dan yang terakhir adalah “Ya’” yang memiliki makna Yukhibbul Hayatis Sa’adah fiddunya wal akhiroh, mencintaiperdamaian dan kebahagiaan di dunia dan Akhirat, inilah yang di gemborkan dengan istilah islam Nusantara.
Rangkaian kegiatan upacara diakhiri dengan pembacaan do’a. Setelah dibacakan do’a oleh ketua Pembina yayasan bapak KH. M. Ridwan Haris, ada beberapa penampilan dari para santri Miftahul Ulum, diantaranya tari Kipas, Karaoke Islami dan Atraksi dari anggota silat dari beberapa perguruan. pemimpin upacara melaporkan kepada pembina upacara bahwa upacara telah selesai. (TEAM).